21.33
andy subandiyo
No comments
Awwalul Muslimin yang seorang ini memang tidak "sepopuler" Waroqoh bin Naufal. Tetapi banyak pelajaran yang bisa diambil dari kisah bagaimana dia masuk Islam, seperti hadits panjang yang diriwayatkan oleh Anas ra. berikut ini: Setelah Abdulloh bin Salam mendengar berita tentang kedatangan seorang Nabi, datanglah dia ke Makkah, dari tempat asalnya yang cukup jauh. "Sesungguhnya aku datang untuk mengajukan tiga pertanyaan yang tidak akan ada yang bisa menjawabnya, kecuali seorang Nabi : Pertama, apakah tanda awal dari hari kiamat? Kedua, apakah makanan pertama ahli sorga? Ketiga, mengapa seorang anak kadang menyerupai bapaknya, kadang menyerupai ibunya?" "Telah mengkhabarkan Jibril barusaja, apa jawaban ketiga pertanyaan tsb" jawab Nabi. "Jibril?" tanya Abdulloh. "Ya" jawab Nabi. "Dia adalah malaikat yang dimusuhi Yahudi". kata Abdulloh. Lalu Nabi membaca ayat mengenai Malaikat Jibril, diteruskan menjawab "teka-teki" berikut : Katakanlah :”Barang siapa yang menjadi musuh Jibril, maka Jibril itu telah menurunkannya (Al Qur’an) ke dalam hatimu dengan seizin Allah...”[QS. 2, Al-Baqoroh : 97] Pertanda awalnya kiamat adalah akan adanya api yang akan menggiring manusia dari Timur ke Barat. Makanan awal ahli sorga adalah lemak hati ikan. Kalau mani laki-laki keluar mendahului perempuan, anaknya akan menyerupai bapaknya, dan sebaliknya, kalau mani perempuan keluar mendahului laki-laki, anaknya akan menyerupai ibunya" Memperoleh jawaban yang tepat demikian itu, Abdulloh langsung mengucapkan syahadat : "Asyhadu anlaa ilaah illallahu, wa asyhadu annaka Rasuulullaah”. ”Ya Rosulullooh, sesungguhnya Yahudi adalah kaum pendusta. Seandainya mereka tahu dengan keIslamanku, niscaya mereka (yang tadinya sangat menghormatiku) akan menghina saya". Kebetulan lewat sekelompok Yahudi yang lalu ditanya Nabi : "Siapakah Abdulloh itu?" ”Dia adalah khairunaa (sebaik-baiknya dari kami), wabnu khairunaa (dari keturunan terbaik kami), wa sayyidunaa (dan sayyid kami), wabnu sayyidunaa (dan keturunan sayyid kami)”, kata para Yahudi itu, dengan bangga. "Bagaimana seandainya Abdulloh bin Salam masuk Islam?" tanya Nabi. "Kami berlindung kepada Alloh dari hal itu". Tiba-tiba, keluarkan Abdulloh. Lalu didepan kaumnya yang Yahudi tadi, dia bersyahadat : "Asyhadu anlaa ilaah illallahu, wa asyhadu anna Muhammadan Rasuulullaah”. Akibatnya, seketika saja, Yahudi yang baru saja menyanjung-nyanjung setengah mati, kini berbalik menjadi sewot : "Syarrunaa (sejelek-jeleknya kami), wabnu syarrunaa (sejelek-jeleknya keturunan kami)”. Sejak itu, Yahudi "membuang" Abdulloh. Dari yang tadinya ulama panutan yang sangat dihormati, menjadi orang yang paling mereka hinakan. (HR. Bukhori) Sedih? Susah? Tentu saja tidak. Sebab Abdulloh bin Salam faham dengan ucapan Waraqah bin Naufal : ”Tidak akan datang seorang laki-laki yang membawa ajaranmu Muhammad, kecuali akan disakiti”. Demikian ucapan terkenal Waroqoh bin Naufal. Dengan maksud yang sama, dalam akhir hadits tsb, Abdulloh berkata : ”Ya Rosul, Inilah perkara yang saya kuatirkan” Maka bagi para ikhwan, yang dalam membawa ajaran Islam ini kadang- kadang "disakiti", kalem saja. Demikian itulah memang pembawaannya. Atau bagi para ukhti yang setelah menetapi Islam dengan kaaffah terus "disakiti", tenang saja. Tawakkal. Demikian itulah memang garisannya. Kalau Abdulloh bin Salam dan Waroqoh bin Naufal disakiti ahli kitab, kaumnya sendiri, kalau kita? Yang paling sering adalah "disakiti" sesama. Mengapa? Diantaranya : "semakin anehnya gaya hidup yang mengikuti Sunnah Rosulullah di mata ummat Islam sendiri, apalagi di mata non-Muslim", Dibuka ayat ini : "aneh". Disampaikan hadits itu : "asing". Diterangkan hukum ini : "baru denger tuh". Diulas perkara itu : "ada-ada aja". Merasa aneh sih boleh-boleh saja. Asal jangan ada buntutnya yang tidak mengenakkan para muballighin (penyampai). Sebelum check-recheck, jauhi benar tuh meng-counter ayat/hadits yang disampaikan mereka. Wallahu a’lam bish shawab. Sumber : ktpd.isnet. Naskah ini telah mengalami pengeditan tanpa merubah apalagi mengurangisinya.
0 komentar:
Posting Komentar